Meski dampak krisis iklim kian hari kian nyata, namun masih banyak di antara kita yang belum benar-benar paham dan sadar bagaimana ancaman perubahan iklim ini telah sampai ke lingkungan terdekat kita.
Pada 2021, Development Dialogue Asia (DDA) dan Communication for Change (C4C) melakukan survei ke 3.490 responden di 34 provinsi di Indonesia. Hasil survei tersebut menemukan bahwa meskipun 88% responden telah pernah mendengar istilah ‘perubahan iklim’, namun hanya setengah dari angka tersebut yang mampu mendefinisikan ‘perubahan iklim’ dengan benar. Survei DDA dan C4C itu juga memberikan simpulan; sebagian besar masyarakat Indonesia merasa perubahan iklim adalah sesuatu yang abstrak, berjarak, dan impersonal.
Maka, sulit untuk merasa terpanggil dan bisa punya andil dalam upaya mitigasi krisis iklim ketika kita sendiri tidak bisa melihat diri kita dan orang-orang terdekat sebagai sosok-sosok yang akan terpengaruh langsung oleh krisis ini.
Persoalan abstraksi inilah yang berusaha didekatkan oleh Iklimku.org, sebuah platform digital yang mengumpulkan kisah-kisah terkait perubahan iklim dengan berbagai kompleksitasnya. Dalam situsnya, ada belasan cerita dari seluruh penjuru Indonesia dengan fokus perhatian yang beragam. Sebagian mengetengahkan penyebab-penyebab yang mempercepat laju perubahan iklim, seperti deforestasi dalam skala masif demi perkebunan sawit di Papua. Sebagian lagi menceritakan dampak-dampak perubahan iklim di berbagai lini kehidupan, seperti kenaikan air laut yang menggerogoti pesisir utara Jawa, atau bergantinya pola cuaca yang merugikan petani-petani kopi di Aceh.
Dalam semua cerita di Iklimku.org, fotografi diberi peran penting untuk mengkongkretkan masalah krisis iklim ini. Hal ini merefleksikan kepercayaan penuh dari tim kerjanya bahwa medium visual punya kekuatan besar dalam mempengaruhi pembacanya. Foto-foto menguak apa yang terjadi di tempat-tempat jauh dan memberi wajah pada mereka yang seringkali hanya menjadi angka-angka dalam stastistik semata.
Dalam pameran ini, foto-foto tidak selalu ditampilkan per cerita sebagaimana mereka hadir di situs Iklimku.org, melainkan disusun dalam sejumlah rangkaian yang saling terhubung untuk memberikan gambaran bagaimana isu-isu saling berkelindan, hadir, dan nyata dalam permasalahan krisis iklim.
Selain menunjukkan imaji-imaji dampak destruktif sebagai peringatan apa yang telah dan masih mungkin terjadi, pameran ini juga turut menghadirkan cerita-cerita keberhasilan dari gerakan-gerakan yang inspiratif sebagai asa untuk kita tetap berdaya menghadapi krisis terbesar yang tengah dihadapi umat manusia.
Kurator,